Sabtu, 26 Desember 2009

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

Peranan dan Gaya kepemimpinan dalam organisasi

Pemimpin dan kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat di pisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain :

· Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok.

· Kepemimpinan adalah keungulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok ,dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial .

· Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dipisahkan dari kelompakan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan.Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok , tujuan kelompok , ideologi kelompok , dan aktivitas kelompok.

· Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar,kepimimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah.

· Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.

Tipe-tipe Kepemimpinan :

Ø Tipe Otokratik

Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteristik yang negatif.

Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menunjukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :

ü Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka sebagai bawahannya.

ü Pengutamaan sebagai orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahanya.

ü Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.

Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain :

ü Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.

ü Dalam menegakkan disiplin menunjukan keakuanya.

ü Bernada keras dalam pemberian perintah atau intruksi.

ü Menggunakan pendekatan pinitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan.

Ø Tipe Paternalistik

Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.

Ø Tipe Kharismatik

Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.

Ø Tipe Laissez Faire

Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancer dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.

Karakteristik dan Gaya kepemimpinan tipe ini adalah :

ü Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif

ü Pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada petugas operasional , kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata menuntut keterlibatannya langsung

ü Status quo organisasional tidak terganggu

ü Penumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang inovatif diserahkan kepada para anggota organisasi yang bersangkutan sendiri

ü Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukan perilaku dan prestasi kerjayang memadai, intervensi pimpinan dalam organisasi berada pada tingkat yang minimum.

Ø Tipe Demokratik

ü Pemmpin yang demokratik biasanya memandang perananya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsure dan komponen organisasi.

ü Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bias tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan.

ü Melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya.

ü Memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan martabat manusia.

ü Seorang pemimpin demokratik disegani bukannya ditakuti.

· Ciri ciri pemimpin dan kepemimpinan yang ideal antara lain :

o Pengetahuan umum yang luas , semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak secara generalis.

o Kemampuan bertumbuh dan berkembang.

o Sikap yang inkuisitif atau rasa ingin tahu

o Kemampuan Analitik, cara dan kemampuan berpikir yang diperlukan adalah yang integralistik, strategic dan berorientasi pada pemecahan masalah.

o Daya ingat yang kuat.

o Kapasitas Integratif, pemimpin harus menjadi seorang integrator dan memiliki pandangan holistic mengenai organisasi.

o Keterampilan berkomunikasi secara efektif, fungsi komunikasi dalam orgaisasi antara lain : fingsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.

o Keterampilan mendidik.

o Rasionalitas, semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuanya untuk berpikir. Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam organisasi , akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar organisasi tersebut.

o Objektivitas.

o Pragmatisme.

o Kemampuan menentukan prioritas, biasanya yang menjadi titio tolak stratregik operasional adalah “SWOT”.

o Kemampuan membedakan hal yang Urgen dan yang Penting.

o Naluri yang tepat.

o Rasa kohesi yang tinggi, “senasib sepenanggungan” ,keterikatan satu sama lain.

o Rasa relevansi yang tinggi.

o Keteladanan seseorang yang dinilai pantas dijadikan sebagai panutan dan teladan dalam sikap, tindak-tanduk perilaku.

o Menjadi pendengar yang baik.

o Adaptabilitas, kepemimpinan selalu bersifat situasional, kondisional, temporal dan spatial.

o Fleksibilitas .

o Ketegasan.

o Keberanian.

o Orientasi Masa Depan.

o Sikap yang antisipatif dan proaktif.